Reptilia
merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan
paru-paru. Ciri khas yang membedakan reptilia dengan hewan lain adalah seluruh
tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Cara berjalannya yang melata
membuat sebagian besar orang enggan untuk mendekati hewan ini, terutama ular.
Setiap kali bertemu ular mereka langsung saja membunuhnya, padahal dengan
berkurangnya jumlah populasi ular, mengakibatkan populasi tikus yang merupakan
hama tersebut meningkat, karena ular-ular yang biasa memangsa tikus
berkurang jumlahnya dan pertumbuhan tikus semakin tidak terkendali. Untuk itu beberapa
orang yang peduli terhadap kelestarian lingkungan dan seputar hewan reptil dan
amphibi di Depok bergabung dalam satu komunitas pecinta reptil – DeRIC (Depok
Reptile – Amphibi Community) dengan mengadakan sosialisasi mengenai hewan
reptil dan amphibi. Sosialisasi mengenai hewan reptil dan amphibi dirasa perlu
untuk diadakan, karena masih melekatnya paradigma yang salah mengenai
hewan reptil dan amphibi di masyarkat Indonesia. Disinilah DeRIC berperan serta
kepada masyarakat memberikan pengarahan yang benar tentang reptil.
Kegiatan sosialisasi yang dilakukan, biasanya diadakan diberbagai institusi pendidikan, mulai dari tingkat TK sampai Perguruan Tinggi dan tidak menutup kemungkinan untuk mengadakan sosialisasi di wilayah pemukiman penduduk. DeRIC akan menyampaikan informasi dan pengalaman pribadi para anggota DeRIC secara langsung dengan membawa hewan-hewan reptil dan amphibi DeRIC kepada masyarakat. Kedepannya DeRIC berencana untuk melakukan sosialisasi ini dengan sarana on-air yang memanfaatkan dunia komunikasi visual broadcasting dalam hal ini dunia pertelevisian maupun radio.
Kegiatan sosialisasi yang dilakukan, biasanya diadakan diberbagai institusi pendidikan, mulai dari tingkat TK sampai Perguruan Tinggi dan tidak menutup kemungkinan untuk mengadakan sosialisasi di wilayah pemukiman penduduk. DeRIC akan menyampaikan informasi dan pengalaman pribadi para anggota DeRIC secara langsung dengan membawa hewan-hewan reptil dan amphibi DeRIC kepada masyarakat. Kedepannya DeRIC berencana untuk melakukan sosialisasi ini dengan sarana on-air yang memanfaatkan dunia komunikasi visual broadcasting dalam hal ini dunia pertelevisian maupun radio.
Seperti kegiatan sosialisasi di
salah satu sekolah di Depok, kegiatan sosialisasi berpengaruh terhadap
paradigma masyarakat mengenai semua ular itu berbahaya dan berbisa. Mereka
dapat membedakan mana yang berbahaya dan mana yang tidak. DeRIC juga
menjelaskan jika bertemu dengan ular, diharapkan untuk tidak langsung
membunuhnya. Disarankan melapor kepada pihak yang lebih ahli dan melepaskannya
di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, karena biasanya ular atau reptil
yang ditangkap dari alam berkarakter liar dan berbahaya. Dengan membiarkan
ular-ular tersebut tetap hidup maka kita juga ikut dalam menyeimbangkan
populasi tikus hama yang kian hari meningkat.
Keramahanan setiap anggota DeRIC membuat nyaman peserta sosialisasi dan penyampaian materi sosialisasi yang tidak terlalu monoton membuat suasana menjadi semakin menyenangkan. Terlebih lagi jika banyak yang ingin bertanya, menunjukkan tertariknya mereka dengan reptil dan amphibi.
DeRIC berharap sumbangsih mereka terhadap pelestarian reptil menjadi berguna bagi generasi selanjutnya. Dan untuk generasi selanjutnya dapat turut melestarikan reptil dan amphibi. Semoga dengan perubahan paradigma dan lestarinya reptil dan amphibi, generasi selanjutnya masih dapat melihat reptil-reptil tersebut secara langsung tanpa harus melihatnya dalam bentuk fosil maupun berupa gambar.