Kemacetan memang
bukan hal yang aneh lagi bagi warga Jakarta. Namun di daerahku, Bojonggede,
kemacetan ini disebabkan hal yang menurut saya sangat bisa diatasi. Dengan
adanya renovasi di sana-sini, stasiun Bojonggede semakin luas dan rapi.
Perluasan area stasiun dengan memagari stasiun dan mengubah pintu masuk-keluar
stasiun juga membuat stasiun tampak lebih teratur dan rapi. Lalu bagaimana
dengan angkutan umum dan ojeg yang biasanya ngetem di pintu-pintu masuk stasiun kini lahan pangkalan mereka ditutup? Ya,
ditutupnya pangkalan angkutan umum dan ojeg ini berimbas pada semakin sempitnya
jalan raya Bojonggede karena para supir angkutan umum dan ojeg kini ngetem di
bahu jalan. Ditambah lagi imbas dari pembersihan pedagang kaki lima. Para
pedagang kini mau tak mau menjajakan dagangan mereka di pinggir-pinggir luar
area stasiun.
Keadaan yang
demikian menambah kemacetan yang memang sebelumnya sudah ada di area stasiun
Bojonggede. Kemacetan tersebut sebenarnya dapat diatasi. Dengan kerjasama
antara pihak stasiun Bojonggede dan warga pemilik tanah di sekitar stasiun,
dapat menciptakan lahan terminal untuk angkutan umum dan ojeg yang sering
sekali berhenti dan memakirkan kendaraan mereka seenaknya di pinggir jalan.
Terminal yang
luas menurut saya dapat mengurangi kasus kemacetan di area stasin Bojonggede.
Selain itu, para supir angkutan umum tujuan Perumahan Bambu Kuning – yang kini
semakin sepi penumpang akibat pindahnya pintu masuk stasiun Bojonggede – dapat
lebih mudah mengangkut penumpang. Dan akhirnya semua pihak dapat diuntungkan.
Mulai dari pedagang kaki lima yang dapat menjajakan dagangannya di dalam
terminal hingga para supir angkutan umum dan ojeg pun dapat dengan mudah dan
teratur menunggu penumpang tanpa harus berhenti di bahu jalan yang
mengakibatkan kemacetan.
Semoga kritik
dan saran saya ini dapat terlaksana dan kemacetan di area stasiun Bojonggede
dapat terselesaikan. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar