Selasa, 04 Desember 2012

Aku dan Komunitas Pecinta Reptil



Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru. Ciri khas yang membedakan reptilia dengan hewan lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Cara berjalannya yang melata membuat sebagian besar orang enggan untuk mendekati hewan ini, terutama ular. Setiap kali bertemu ular mereka langsung saja membunuhnya, padahal dengan berkurangnya jumlah populasi ular, mengakibatkan populasi tikus yang merupakan hama tersebut  meningkat, karena ular-ular yang biasa memangsa tikus berkurang jumlahnya dan pertumbuhan tikus semakin tidak terkendali. Untuk itu aku dan teman-teman yang peduli terhadap kelestarian lingkungan dan seputar hewan reptil dan amphibi di Depok bergabung dalam satu komunitas pecinta reptil – DeRIC (Depok Reptile – Amphibi Community) dengan mengadakan sosialisasi mengenai hewan reptil dan amphibi. Saya rasa sosialisasi mengenai hewan reptil dan amphibi dirasa perlu untuk diadakan, karena masih melekatnya paradigma yang salah mengenai hewan reptil dan amphibi di masyarkat Indonesia. Disinilah DeRIC berperan serta kepada masyarakat memberikan pengarahan yang benar tentang reptil.
Saya bergabung dengan DeRIC sejak bulan Juli 2012 lalu. Saya masuk dalam komunitas inipun karena saya sangat menyukai ular sejak kecil. Jadi, untuk menyalurkan hobi saya dan juga memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat, saya masuk dalam komunitas ini. Belum banyak ilmu yang saya miliki tentang reptil, tapi saya terus mengembangkan ilmu yang saya miliki dengan sering sharing ketika setiap kali berkumpul dengan anggota DeRIC lainnya dan juga browsing mengenai reptil. Kegiatan sosialisasi yang dilakukan, biasanya diadakan diberbagai institusi pendidikan, mulai dari tingkat TK sampai Perguruan Tinggi dan tidak menutup kemungkinan untuk mengadakan sosialisasi di wilayah pemukiman penduduk. DeRIC akan menyampaikan informasi dan pengalaman pribadi para anggota DeRIC secara langsung dengan membawa hewan-hewan reptil dan amphibi kami kepada masyarakat. Kedepannya kami berencana untuk melakukan sosialisasi ini dengan sarana on-air yang memanfaatkan dunia komunikasi visual broadcasting dalam hal ini dunia pertelevisian maupun radio.
        Seperti kegiatan sosialisasi di salah satu sekolah di Depok, kegiatan sosialisasi ini membuat saya menjadi lebih bersahabat dengan anak-anak dan menjalin kekeluargaan antar sesama anggota DeRIC. Sosialisasi ini juga berpengaruh terhadap paradigma masyarakat mengenai semua ular itu berbahaya dan berbisa. Mereka dapat membedakan mana yang berbahaya dan mana yang tidak. Kami juga menjelaskan jika bertemu dengan ular, diharapkan untuk tidak langsung membunuhnya. Disarankan melapor kepada pihak yang lebih ahli dan melepaskannya di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, karena biasanya ular atau reptil yang ditangkap dari alam berkarakter liar dan berbahaya. Dengan membiarkan ular-ular tersebut tetap hidup maka kita juga ikut dalam menyeimbangkan populasi tikus hama yang kian hari meningkat.

Sebelum memutuskan bergabung dalam komunitas DeRIC ini, saya sempat bertanya-tanya pada keluarga dan kerabat dekat saya. Banyak yang berpendapat saya akan mudah bosan dengan aktifitas berorganisasi. Karena mereka melihat dari pengalaman saya sebelumnya, bahwa saya mudah bosan dengan kegiatan yang berjalan seperti itu saja. Tetapi saya mencoba bersosialisasi dan ikut dalam setiap acara yang diadakan DeRIC seperti gathering dengan komunitas lain, berkumpul dengan anggota yang lainnya dan sosialisasi. Cukup banyak anggota resmi DeRIC membuat saya sedikit kesulitan menghapal wajah dan nama mereka, dan saya sulit untuk cepat membaur dengan anggota lainnya. Namun dengan keramahan mereka dan kekeluargaan yang ada, sedikit demi sedikit saya mulai terbiasa dan mengenali satu dengan yang lainnya. Perbedaan yang terdapat di dalam komunitas ini tidak menjadikan komunitas ini renggang. Saya sendiri yang baru saja menjadi anggota DeRIC telah merasakan kehangatan keluarga di dalamnya.
Keramahanan setiap anggota DeRIC membuat nyaman peserta sosialisasi dan penyampaian materi sosialisasi yang tidak terlalu monoton membuat suasana menjadi semakin menyenangkan. Terlebih lagi jika banyak yang ingin bertanya, menunjukkan tertariknya mereka dengan reptil dan amphibi.
Kami berharap sumbangsih DeRIC terhadap pelestarian reptil menjadi berguna bagi generasi selanjutnya. Dan untuk generasi selanjutnya dapat turut melestarikan reptil dan amphibi. Semoga dengan perubahan paradigma dan lestarinya reptil dan amphibi, generasi selanjutnya masih dapat melihat reptil-reptil tersebut secara langsung tanpa harus melihatnya dalam bentuk fosil maupun berupa gambar.

sumber: Komunitas DeRICDeRIC Info, pengalaman pribadi

1 komentar:

  1. Assallamualaikum mbak Nurul.Apakah De RIC bisa menolong reptil (ular) yang terperangkap di saluran air dalam rumah?Ular ini terbawa masuk oleh banjir setahun yang lalu, saat itu panjangnya hanya setengah lengan sekarang panjangnya sudah selengan.Saya berharap dari komunitas pecinta ular ada yang bersedia menyelamatkan ular ini untuk dipelihara.Warna ular ini coklat mulus tanpa sisik.Lokasi rumah kami di Plumpang,Jakarta Utara. Atas jawaban dan bantuannya, saya ucapkan banyak terimakasih.Wassallamualaikum Wr.Wb.

    BalasHapus