Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Bertentangan dengan pendapat beliau di atas, menurut pendapat saya bahasa Indonesia tidak bisa menjadi bahasa ilmu pengetahuan, karena bahasa Indonesia banyak di antaranya yang menggunakan kata pinjaman dengan bahasa asing, dan mengangkat bahasa daerah yang dimodernisasikan. Sehingga secara umum bahasa Indonesia tidak bisa menjadi bahasa ilmu pengetahuan karena banyaknya kata serapan dari bahasa asing dan bahasa daerah di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar